by: Pipiet Tri Noorastuti
VIVAnews - Erupsi Gunung Merapi masih menjadi ancaman warga di sekitar lereng. Tak hanya gumpalan awan panas yang mematikan, tapi juga abu vulkanik yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Abu yang terbentuk selama letusan gunung berapi ini terdiri dari fragmen batuan halus, mineral, dan kaca dengan karakter keras, kasar, korosif dan tidak larut dalam air. Partikel abu sangat kecil sehingga mudah tertiup angin hingga ribuan kilometer.
Abu yang terbentuk selama letusan gunung berapi ini terdiri dari fragmen batuan halus, mineral, dan kaca dengan karakter keras, kasar, korosif dan tidak larut dalam air. Partikel abu sangat kecil sehingga mudah tertiup angin hingga ribuan kilometer.
Gangguan Pernapasan
Seperti dikutip dari laman volcanoes.usgs.gov, partikel mikroskopis abu vulkanik bisa dengan mudah terhirup ke dalam paru-paru dan menimbulkan masalah pernapasan. Itulah mengapa penting mengenakan masker penutup hidung dan mulut saat berada di lokasi hujan abu vulkanik.
Seseorang dengan bronkhitis, emfisema dan asma disarankan mengurangi aktivitas di luar ruang karena paparan abu vulkanik bisa memperparah gangguan kesehatan.
Seperti dikutip dari laman volcanoes.usgs.gov, partikel mikroskopis abu vulkanik bisa dengan mudah terhirup ke dalam paru-paru dan menimbulkan masalah pernapasan. Itulah mengapa penting mengenakan masker penutup hidung dan mulut saat berada di lokasi hujan abu vulkanik.
Seseorang dengan bronkhitis, emfisema dan asma disarankan mengurangi aktivitas di luar ruang karena paparan abu vulkanik bisa memperparah gangguan kesehatan.
Iritasi Mata
Partikel abu vulkanik yang kasar umumnya membuat mata terasa tidak nyaman, bahkan memicu iritasi terutama mereka yang mengenakan lensa kontak. Sejumlah pakar menyarankan penggunaan kacamata biasa.
Selain itu, mereka yang tengah berada di lingkungan hujan abu vulkanik juga diminta tak sembarangan menggosok mata meski terasa sakit, gatal, dan merah. Gosokan tangan dikhawatirkan akan memicu goresan partikel abu di kornea.
Kasus terparah adalah terjadinya peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola mata sehingga mata menjadi merah, terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya. (pet)
Partikel abu vulkanik yang kasar umumnya membuat mata terasa tidak nyaman, bahkan memicu iritasi terutama mereka yang mengenakan lensa kontak. Sejumlah pakar menyarankan penggunaan kacamata biasa.
Selain itu, mereka yang tengah berada di lingkungan hujan abu vulkanik juga diminta tak sembarangan menggosok mata meski terasa sakit, gatal, dan merah. Gosokan tangan dikhawatirkan akan memicu goresan partikel abu di kornea.
Kasus terparah adalah terjadinya peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola mata sehingga mata menjadi merah, terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya. (pet)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.