TEMPO Interaktif, Bordeaux - Mengapa hanya beberapa pengguna narkoba menjadi pecandu? Pertanyaan ini disampaikan oleh Pier Vincenzo Piazza dan Olivier Manzoni dari Neurocentre Magendie di Bordeaux, Perancis. Peneliti baru saja menemukan bahwa transisi ke kecanduan akibat dari menurunnya keliatan sinaptik yang terus-menerus pada struktur kunci di otak.
Penelitian ini diterbitkan jurnal Science 25 Juni 2010, sebagaimana dikutip ScienceDaily.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecanduan diperkirakan berasal dari bentuk anaplasticity, yaitu ketidakmampuan individu mengatasi modifikasi patologis yang disebabkan oleh narkoba.
Tim Pier Vincenzo Piazza menjelaskan bahwa perilaku mengonsumsi narkoba juga ditemukan pada beberapa spesies binatang. Pada 2004, Piazza menunjukkan bahwa perilaku yang menentukan kecanduan pada manusia, juga tampak pada tikus. Kecanduan yang terjadi pada manusia dan tikus ada kesamaan, khususnya fakta bahwa hanya sedikit pengguna narkoba (manusia tau tikus) mengalami kecanduan obat. Menurut Piazza, penelitian mengenai perilaku ketergangungan obat pada model mamalia ini bisa membuka jalan bagi studi biologi kecanduan.
Paparan narkoba akut menyebabkan perubahan fisiologi di otak.
Dalam percobaannya Bordeaux, tim menggunakan tikus sebagai model; dan di antara binatang yang diberi narkoba, hanya sedikit yang menjadi kecanduan. Dengan membandingkan antara binatang yang kecanduan dan tidak, Piazza dan rekannya menunjukkan bahwa binatang yang kecanduan kokain memperlihatkan kehilangan secara permanen kapasitas untuk memproduksi sebuah bentuk plastisitas yang dikenal sebagai depresi jangka panjang (atau LTD). LTD mengacu pada kemampuan sinapsis (daerah komunikasi di antara neuron) untuk mengurangi aktivitas mereka di bawah pengaruh rangsangan tertentu. Hal ini memainkan peran utama dalam kemampuan untuk mengembangkan jejak memori yang baru dan, akibatnya, menunjukkan perilaku yang fleksibel.
ScienceDaily/NF
Share on Twitter Share on Facebook
Penelitian ini diterbitkan jurnal Science 25 Juni 2010, sebagaimana dikutip ScienceDaily.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecanduan diperkirakan berasal dari bentuk anaplasticity, yaitu ketidakmampuan individu mengatasi modifikasi patologis yang disebabkan oleh narkoba.
Tim Pier Vincenzo Piazza menjelaskan bahwa perilaku mengonsumsi narkoba juga ditemukan pada beberapa spesies binatang. Pada 2004, Piazza menunjukkan bahwa perilaku yang menentukan kecanduan pada manusia, juga tampak pada tikus. Kecanduan yang terjadi pada manusia dan tikus ada kesamaan, khususnya fakta bahwa hanya sedikit pengguna narkoba (manusia tau tikus) mengalami kecanduan obat. Menurut Piazza, penelitian mengenai perilaku ketergangungan obat pada model mamalia ini bisa membuka jalan bagi studi biologi kecanduan.
Paparan narkoba akut menyebabkan perubahan fisiologi di otak.
Dalam percobaannya Bordeaux, tim menggunakan tikus sebagai model; dan di antara binatang yang diberi narkoba, hanya sedikit yang menjadi kecanduan. Dengan membandingkan antara binatang yang kecanduan dan tidak, Piazza dan rekannya menunjukkan bahwa binatang yang kecanduan kokain memperlihatkan kehilangan secara permanen kapasitas untuk memproduksi sebuah bentuk plastisitas yang dikenal sebagai depresi jangka panjang (atau LTD). LTD mengacu pada kemampuan sinapsis (daerah komunikasi di antara neuron) untuk mengurangi aktivitas mereka di bawah pengaruh rangsangan tertentu. Hal ini memainkan peran utama dalam kemampuan untuk mengembangkan jejak memori yang baru dan, akibatnya, menunjukkan perilaku yang fleksibel.
ScienceDaily/NF
Share on Twitter Share on Facebook
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.