Thursday, October 15, 2009

Tuna Laring Intai Perokok

Sumber: http://www.surabayapost.co.id

SURABAYA – Tidak hanya menyebabkan kanker paru-paru, asap rokok ternyata bisa menjadi penyebab utama terjadinya kanker pita suara atau tuna laring. Meski belum terlalu populer di masyarakat, namun setiap tahun jumlah kasus kanker pita suara terus meningkat.

Staf Poli Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala-Leher (THT-KL) RSU dr Soetomo, Dr dr Nyilo Purnami SpTHT-KL mengatakan, kasus kanker laring tiap tahun meningkat sekitar 30%. Meskipun paling banyak terjadi para pria, namun kanker pita suara ini juga bisa menyerang kaum wanita.

Menurut data di Poli Audiologi THT-KL RSU dr Soetomo, dari 2001 hingga 2009 tercatat 100 pasien penderita kanker laring yang telah menjalani operasi pengangkatan pita suara.

”Penyebabnya banyak, namun yang disinyalir menjadi penyebab utamanya adalah rokok. Sebab terbanyak penderitanya merupakan perokok aktif, walaupun ada beberapa yang perokok pasif,” kata dr Nyilo, Selasa (28/4).

Dijelaskan, penyebab kanker pita suara ini multifaktor. Paling banyak adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya common cold). Tapi bisa juga karena penggunaan suara yang berlebihan dan reaksi alergi serta menghirup iritan (misalnya asap rokok). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan difteri. ”Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Selain suara serak, tak ada gejala lainnya,” ungkapnya.

Karena tidak disertai gejala lainnya inilah, penderita tidak merasa sakit sehingga kebanyakan pasien datang dalam kondisi sudah akut.

Tindakan yang bisa dilakukan adalah mengangkat pita suara pasien. Akibatnya, pasien mengalami tuna laring alias kehilangan pita suara, yang artinya pasien tidak bisa berbicara lagi.

”Tidak memiliki pita suara bukan berarti tidak lagi bisa berkomunikasi, sebab para penderita tuna laring tetap bisa berkomunikasi dengan menggunakan saluran pencernaan atau esophagus,” ungkapnya.

Meskipun suara yang dihasilkan tidak sejernih dan sebagus pita suara, namun penderita tetap bisa melakukan komunikasi. Diharapkan, masyarakat bisa melakukan deteksi dini sehingga bila ditemukan adanya kanker pita suara bisa dilakukan tindakan agar tidak terlalu fatal.

Budaya merokok

Kebiasaaan merokok begitu melekat dalam masyarakat Indonesia. Akibatnya para anak meniru dengan mulai menghisap rokok pada usia yang masih dini. Ini juga yang menjadi salah satu indikator, meningkatnya jumlah penderita kanker laring. Apalagi, penderita kanker laring juga ditemukan pada usia muda, seperti Ike dan salah satu pasien dari Kediri yang masih berusia 29 tahun.

”Budaya merokok memang menjadi salah satu indikator. Selain itu lingkungan yang terpapar asap, untuk perokok pasif juga bisa menjadi indikator. Namun selain paparan asap juga ada faktor lainnya yang mendukung,” jelasnya.

Faktor lain yang mendukung, sebut Nyilo, adanya faktor gen atau keturunan serta kondisi ketahanan tubuh setiap individu yang tidak sama. Deteksi dini adanya kanker pita suara adalah adanya perubahan suara menjadi serak. Sehingga, ketika mendapati suaranya tiba-tiba serak sebaiknya segera memeriksakan diri.

”Untuk preventif adalah menjalani pola hidup sehat sehingga ketahanan tubuh menjadi lebih baik. Dan sebaiknya hindari paparan asap,” saran Nyilo.

Bukan asap rokok saja, tapi juga asap lainnya. Alasannya, asap banyak mengandung bahan-bahan karbon monoksida yang berpotensi menjadi bahan karsiogenik yang merangsang tumbuhnya sel-sel kanker dalam tubuh

Propolis vs Kanker Payudara

Propolis vs Kanker Darah

Gudang Propolis